Terhitung selama lima hari, 26-30 Januari. Terlihat
masyarakat begitu antusias dan begitu dekat ketika mengikuti kegiatan yang
ditaja oleh Rumah Budaya Siku Keluang, disponsori oleh Hivos Fondation dan Ubud
writer. Kegiatan ini juga melibatkan beberapa komunitas yang ada di Indonesia;
Teater Lorong (Pekanbaru), SARUEH (Padangpanjang), I.S.E.C (Pekanbaru),
Institut Kajian Alam Melayu (Pekanbaru),
LIFEPATCH.ORG (Yogyakarta), B-Project (Pekanbaru) dan Sindikat Cuci Otak
(Pekanbaru).
Hari pertama sampai keempat, kegiatan
dilakukan secara terpisah dari setiap komunitas. Workshop Diy Playdough
dilakaukan selama dua hari, dimulai dari pukul 14.00-17.00 yang diberikan oleh
Ade Greden (Rumah Budaya Siku Keluang). Pada malam harinya dilanjutkan dengan
workshop acting, yang diberikan oleh Uchien (Teater Lorong). Workshop acting
dilakukan selama tiga malam, dengan materi dasar-dasar acting yang dimulai dari
olah tubuh, oleh vocal, dan olah sukma. Pada malam ketiga membuat cerita yang
berasal dari cerita-cerita rakyat setempat, kemudian pembagian peran yang
nantinya akan ditampilkan pada malam puncak. I.S.E.C memberikan pelatihan
pembuatan bio gas dari kotoran sapi. Sedangkan komunitas SARUEH merekam
aktifias masyarakat Teluk Meranti.
Menjelang persiapan kegiatan malam puncak,
pada pukul 16.00 WIB, Dedi (Institut Kajian Alam Melayu) memberikan diskusi
dengan masyarakat Teluk Meranti dengan tema Pusaka. Tepat pada pukul 20.00 WIB
kegiatan performance dari setiap komunitaspun dimulai yang dibuka oleh Heri
Budiman (Rumah Budaya Siku Keluang), kemudian dilanjutkan oleh Rini (I.S.E.C),
mensosialisasikan tentang pentingnya Bio Gas di Desa Teluk Meranti. Setelah itu
Budy Utami (Rumah Budaya Siku Keluang) memperkenalkan tentang Rumah Budaya Siku
Keluang, beserta program-program yang telah dilaksanakan. Haryadi (SARUEH)
menjelaskan tentang pentingnya merekam seluruh kegiatan yang ada ditengah
masyarakat, kemudian dilanjutkan dengan pemutaran video hasil rekaman yang
diberi judul MEMOAR Teluk Meranti. Kegiatan ditutup dengan pementasan drama
dari pemuda setempat, hasil dari workshop yang diberikan oleh Uchien (Teater
Lorong).