Label

Sabtu, 01 Januari 2011

HDP (Hijrah Di Purnama) Ke 10 Merefleksi Wajah-Wajah

Oleh: Uchien

Wajah-wajah yang dimaksud adalah, wajah-wajah yang mengekspresikan kondisi social masyarakat kemarin, hari ini dan esok. HDP (Hijrah Di Purnama) Senin, (20/12) sebuah kegiatan akhir bulan yang digagas oleh pelaku seni di Pekanbaru. Ketua Pelaksa HDP 10 (Summy) menjelaskan, “mereka (penggagas) tidak mau dikatakan, bahwasanya mereka sebagai penggagas. Bagi mereka HDP adalah milik semua orang yang ingin berkreatifitas lewat media kesenian, siapapun dia berhak untuk mengekspresikan kondisi apapun lewat kesenian. Baik itu kondisi social, ekonomi, politik, maupun agama. Bagi mereka kesenian merupakan media penyadaran dan propaganda”.
Pada HDP ke 10 ini, mencoba untuk merefleksi kembali satu tahun ke belakang, kedepannya apakah akan mundur atau maju. “melalui tema wajah-wajah ini, kita akan mengekspresikan kondisi social masyarakat kita hari ini. Dengan semangat kepedulian terhadap kondisi social masyarakat, kesenian mestinya juaga harus terus berproses. Tidak menjadikan kesenian sebagai produksi yang sangat instant, tapi harus terus berkembang bagaikan bola salju,” ujar Summy.
Penampilan pada HDP 10 ini, diikuti oleh komunitas kesenian yang ada di Kota Pekanbaru dengan penampilan berupa musikalisasi puisi (Unit Kegiatan Mahasiswa Seni – Universitas Islam Negeri), visualisasi puisi (Lembaga Dua Terbilang Uneversitas Islam Riau), pembacaan puisi (Ucok), Pantomaim (Syamsul) teater monolog (Unit Kegiatan Mahasiswa Seni – Universiatas Islam Negeri, Monda), sulap hipnotis (Psikologi – Universitas Islam Negeri), dan music akustik (Komunitas Anak Negeri, Indie Doku, Kelompok Pengamen Jalanan – Akademi Rakyat).
Hampir pada setiap pertunjukan mencoba memberikan ruang penyadaran dan propaganda. Salah satunya, terlihat dari penampilan music akustik dari KPJ – AKAR. Yang di dalamnya lagunya bertemakan tentang solidaritas, Kemiskinan, dan KKN. “kami sangat senang sekali dapat diberi kesempatan untuk bermain di HDP 10 ini, dan dapat terus menyampaikan segala kondisi yang ada di tengah masyarakat lewat nyanyian,” ujar Doni (Koordinator belajar KPJ – AKAR).
Ditambahkan oleh Summy, dia sangat menyayangkan sekali kondisi berkesenian di Pekanbaru. “Sampai hari ini, Pekanbaru masih memposisikan kesenian sebagai hiburan belaka. Maka kemudian, di HDP inilah kita dapat menyikapi kondisi berkesenian di Pekanbaru. Namun saya masih bersyukur, masih ada kawan-kawan idealis pada tataran penyadaran dan propaganda”.