Label

Rabu, 13 Mei 2009

WARNING

I
MC MEMEGANG BUKLET, LALU MEMBACAKANNYA
II
SCREEN MEMPERLIHATKAN SEBUAH KEINDAHAN ALAM. HUTAN DENGAN KESUBURANNYA, SUNGAI DENGAN KEJERNIHANNYA, LAUT BEGITU LUAS, GUNUNG-GUNUNG BEGITU KOKOH TEGAK BERDIRI. DARI KILASAN-KILASAN GAMBAR TERLIHAT TUBUH MANUSIA BERGERAK MENYERUPAI ALAM. LALU MUNCUL TULISAN YANG BERTULISKAN WARNING BERKALI-KALI. SAMAR-SAMAR DI ATAS PANGGUNG TERLIHAT TEMPAT EKSEKUSI
III
TIBA-TIBA MC MUNCUL DENGAN PENUH RASA BERSALAH.
MC:
“Maaf bapak-bapak, ibuk-ibuk, para kurator dan seluruh penonton yang menghadiri pertunjukan ini. Maaf… maaf… sekali lagi saya minta maaf. Pertunjukan kali ini untuk sementara terpaksa saya hentikan. Karena malam yang berbahagia ini kita kedatangan tamu, yakni dia adalah …bapak kita, …guru kita, …pemimpin kita, …orang tua yang dapat kita percaya, …maestro kita, bahkan dia adalah …pahlawan kita yang kelak akan membantu kita dalam hal apapun.
MC SEOLAH BERBICARA KEPADA ORANG YANG BERADA DISAMPING PANGGUNG, MENGISYARATKAN BAHWA ORANG YANG DIMAKSUD BELUM DATANG
MC:
“Oohhh.. maaf.. ternyata beliau belum datang, tapi tenang bapak-bapak, ibuk-ibuk.. tadi saya diberi tahu oleh ajudannya, bahwa.. mereka masih dalam perjalanan menuju kemari.. mudah-mudahan sepuluh menit lagi beliau akan datang.. sama-sama kita ketahui, bahwa beliau tidak pernah ingkar janji. Jadi, saya harap kita semua yang ada di sini dapat bersabar.. perlu kita ketahui, bahwa beliau adalah orang yang amat penting, segala pemikirannya sangat berguna bagi kita semua.. apalagi sekarang kita selalu dilanda oleh berbagai macam musibah, semoga.. nanti setelah kita mendengarkan pikiran beliau, kita akan mendapatkan…”
DARI KEJAUHAN TERDENGAR BUNYI SERINAI, KEMUDIAN TERDENGAR ARAK-ARAKAN MENYAMBUT KEDATANGAN ORANG 1
ORANG-ORANG:
MENYAMBAUT ORANG 1 DENGAN MEMAINKAN ALAT MUSIK SAMBIL TERUS BERNYANYI “Bapak kita datang... bapak kita datang... bapak kita datang... TERUS BERNYANYI SAMPAI ORANG 1 MELEWATI PENONTON
MC:
“sepertinya itul beliau.. ia datang seperti yang kita harapkan, saya minta kepada kita semua berdiri, sebagai tanda untuk menghormatinya.. maaf, kepada beliau dengan segala hormat, saya persilahkan.”
MC BURU-BURU KELUAR
IV
ORANG 1 BERJALAN MELEWATI PENONTON
ORANG 1:
“Dunguk..!”
TERLIHAT AJUDAN MEMBAWA MIMBAR, KURSI DAN BERBAGAI MACAM BARANG TENTENGAN
AJUDAN:
“………………………”
ORANG 1 MEMPERCEPAT LANGKAH MENUJU PANGGUNG, SETIBANYA DI PANGGUNG. TERNYATA AJUDANNYA MASIH DI BAWAH
ORANG 1:
“Cepat Dunguk..!
AJUDAN BERLARI-LARI, KARENA TAKUT DIMARAHI ORANG 1. LALU IA TERJATUH
ORANG 1:
“Dasar tolol!”
AJUDAN:
KETAKUTAN “…………………”
ORANG 1:
“Pispot!”
AJUDAN:
“……………………”
ORANG 1:
MELUDAH “Cuiiihh..! MEMBERIKAN CANGKLUNG “Naskah..!
AJUDAN:
BERAPA LEMBAR KERTAS TERJATUH “………………”
ORANG 1:
MENDORONG KEPALA AJUDANNYA “Dasar Dunguk!”
AJUDAN:
MENANGIS “…………………………”
ORANG 1:
MENGANGKAT KERAH BAJU AJUDAN “Jangan Menangis...!” DENGAN NADA TINGGI, MENDORONG SIDUNGU SAMPAI TERJATUH “Kaca mata...!”
AJUDAN:
CEPAT-CEPAT BERDIRI DAN MENGHENTIKAN TANGISANNYA “……………………”
ORANG 1:
“Tenang saudara-saudara, orang ini memang biasa lalai.. dan sudah sepantasnya ia diberlakukan seperti itu, tapi... ya... dia sangat senang dengan pekerjaannya. ...Sebenarnya saya sudah lama ingin mencampakkannya, tapi setelah saya pikir-pikir.. apasalahnya saya membantu pemerintah untuk mengurangi jumlah pengangguran, yang sampai hari ini sudah tidak terhitung lagi jumlahnya. ...Ohh, maaf saudara-saudara.. ... eeehh.. sebenarnya... saya tidak pantas untuk membicarakan persoalan pengangguran pada kesempatan yang berbahagia ini. ... baiklah.. Nanti kita akan cari waktu lain, khusus untuk membicarakan tentang pengangguran.”
MENYUSUN LETAK NASKAH YANG AKAN DIBACAKAN
“Baiklah..! Para hadirin yang saya cintai... sebelumnya saya mengucapkan ribuan terimakasih, kepada semua yang ada di sini, yang masih memperhitungkan saya dan memberikan kesempatan untuk menyampaikan sedikit persolan tentang lingkungan. Benar saudara-saudara.. masalah lingkungan adalah masalah yang sangat krusial untuk dibicarakan saat ini. Tentulah.. masalah yang akan kita bahas pada pertemuan kali ini adalah.. apa efek! …Efek yang dimaksud tentulah hal yang terburuk yang kita rasakan. Dan saat ini.. kita merasakan keburukan itu! Keburukan itu adalah.. bencana yang tidak pernah berkesudahan.. barangkali saudara-saudara, sering menonton televisi, membaca Koran, mendengar radio dan barangkali juga selalu membuka situs internet.. pemberitaannya tidak pernah terlepas dari bencana alam. Seperti banjir, tanah longsor, gempa, angin topan, hujan yang telah berganti jadwalnya dan lain sebagainya. Katanya semua ini disebabkan oleh, telah menipisnya ozon, kemudian mengakibatkat bertambah tingginya suhu di bumi.. bahasa kerennya Global Warming, atau biasa kita sebut.. pemanasan global! semuanya ini disebabkan oleh.. diantaranya adalah.. penebangan hutan secara besar-besaran, banyaknya gedung kaca yang memberikan pantulan panas sinar matahari, polusi asap-asap pabrik dan kendaraan freon, foam dari hairspray, ataupun logam berat yang dibawa oleh co2 yang mempunyai sifat menghantarkan panas.”
ORANG 1:
“Kipas..!”
AJUDAN:
MENGIPASI ORANG 1
ORANG 1:
“Kain lap..!”
AJUDAN:
MEMBERSIHKAN KERINGAT DI WAJAH ORANG 1
ORANG 1:
“Saudara-saudara... baru-baru ini kita dikejutkan oleh gempa sebesar 6 kala ricter di Semarang, longsor di Situ Gintung, galodo di Pasia Laweh tepatnya di Batu Sangka.. semua ini mengakibatkan banyak kerugian.. baik finansi maupun nyawa.. dan sampai hari ini kita tidak akan pernah melupakan peristiwa Tsunami di Aceh yang begitu banyak memakan korban. Kemudian Lumpur Lapindo yang banyak menelantarkan kehidupan orang lain.. yang sampai hari ini belum juga terselesaikan. Benar-benar.. sangat menyedihkan..”
ORANG 1:
ORANG 1 MENJADI SEDIH HAMPIR NANGIS LALU MENJADI HAUS “Minum..!”
AJUDAN:
“……………………”
ORANG 1:
“Kain lap..!”
AJUDAN:
MEMBERSIHKAN AIR DI BIBIR ORANG 1
ORANG 1:
MELANJUTKAN PIDATONYA “Para hadirin… persoalan lingkungan tidak akan pernah habis-habisnya untuk dibicarakan, barangkali setiap manusia yang masih bernafas di bumi ini pasti memikirkan, atau membicarakan tentang persoalan lingkungan yang katanya semakin hari semakin parah dan memprihatinkan. Kalaulah hal ini dibiarkan berlama-lama, sangat dipastikan bahwa kita akan ikut punah bersamaan dengan alam itu sendiri. SEPERTI MENGINGAT-INGAT SESUATU. “Tunggu sebentar saudara-saudara..” MEMINTA NASKAH BARU KEPADA AJUDANNYA. “Naskah..!” KALI INI NASKAH TIDAK TERJATUH. “Bagus..!” LALU MEMBACAKANNYA. “Baiklah.. barangkali saudara-saudara teringat akan peristiwa masa lalu.. mari kita lihat kembali.. bahwa sejak tahun 1972 dunia telah kehilangan 200 juta hectare pohon-pohon kayu. Padang pasir bertambah luas dengan 120 juta hectare. Petani sedunia kehilangan tanah permukaan kurang lebih sama dengan luas tanah pertanian di India dan Prancis, sebanyak 480 juto ton. Dan beribu macam tumbuhan dan jenis binatang, yang masih ada di tahun 1972, kini telah punah. Setiap tahun jumlah manusia bertambah dengan 90 juta jiwa. Para hadirin.. di sini saya akan mencoba menggiring kita semua. Barangkali kita semua masih ingat, bahwa pada bulan juni 1992 merupakan bulan yang penting bagi dunia, wakil-wakil dari hampir setiap negara, termasuk banyak kepala negara dan sejumlah menteri, para pakar dan aktivis. tentulah dalam hal ini Indonesia juga ikut menghadiri pertemuan ini. Pertemuan ini membicarakan tentang Lingkungan Hidup Manusia, intinya adalah untuk membalikkan kemerosotan beruntun yang telah mencirikan kesehatan lingkungan alam, dan merosotnya keadaan manusia, sampai pada tingkat yang mencemaskan selama lebih dari 20 tahun terakhir. Para pemimpin yang menghadiri Puncak Bumi itu tentu yakin bahwa masalah-masalah yang sedang mereka hadapi jauh lebih besar jangkauannya dan skalanya. Polusi udara merupakan isu yang penting dalam tahun 1972, misalnya, keadaan-keadaan sekarang lebih buruk dikebanyakan kota-kota, bahkan sangat lebih buruk. Sementara itu, masalah yang juga tidak bisa terelakkan, yakni masalah-masalah atmosfer global yang tidak dapat dikendalikan, seperti penipisan ozon dan pemanasan global. Para hadirin sekalian.. sementara ekosistem itu berubah dan tanggapan-tanggapan mereka sulit diramalkan, kaum ekologis mengetahui bahwa serangan-serangan terhadap sistem alam dapan menjurus ke arah kehancuran, ia kerap sekali dengan cara-cara yang mendadak dan tidak dapat diramalkan. Semakin cepat perubahan itu, semakin besar pengaruhnya dan semakin tidak teramalkan hasilnya. Tetapi bagi seorang ahli ekologi, ekonomi merupakan sebuah anak himpunan kecil ekosistem dunia. Kegiatan-kegiatan perekonomian manusia yang senantiasa bertambah tidak dapat dipisahkan dari sistem-sistem dan sumberdaya-sumberdaya alam yang akhirnya mereka gantungi, dan setiap kegiatan yang meremehkan ekosistem global tidak dapat berlangsung terus secara tidak terhingga. sayangnya masyarakat-masyarakat modern, bahkan dengan kecanggihan teknologi mereka, menyangkal ketergantungan kepada alam sehingga membahayakan diri mereka sendiri. Kesehatan planet bumi ini pada akhirnya menyangkut kesehatan penduduknya, dan dari sudut pandangan ini juga, telah muncul kecenderungan-kecenderungan yang merisaukan selama lebih dari 20 tahun terakhir. Pada akhir tahun 1980-an, misalnya, hutan-hutan dunia telah menyusut dengan sekitar 17 juta hectare setahunnya, naik dari 11 juta hectare dalam tahun 1980, termasuk di dalamnya kerusakan hutan di Indonesia mencapai 2,7 hektare pertahun. Manakala kebutuhan akan pertanian menyebabkan pembabatan hutan dan ketika permintaan akan kayu bakar, kayu gelondongan, dan kertas meningkat, pembabatan hutan semakin meningkat pula. Kendati hasil meningkat, ekonomi barisan kaum miskin dunia juga telah meningkat. Sekitar 1,2 miliar manusia kini memenuhi definisi Robert McNamara tahun 1978 mengenai kemiskinan absolut. Marilah kita cermati secara seksama.. bahwa masalah-masalh lingkungan hidup dan pembangunan yang dahulunya terpisah, sekarang sangat erat berkaitan. Kemerosotan lingkungan hidup menyebabkan semakin banyak orang menjadi miskin. Maka kemudian, kemiskinan itu sendiri menjadi pelaku kemerosotan lingkungan hidup. Beberapa Negara telah kehilangan hampir seluruh kawasan hutannya. Pembabatan hutan dan pengembalaan yang terlampau banyak, keduanya banyak dilakukan secara luas di Dunia Ketiga, juga telah menyebabkan kemerosotan mutu tanah secara besar-besaran. Setiap tahun, sekitar 6 juta hectare begitu merosot mutunya sehingga kehilangan kapasitas produksinya, menjadi tanah tandus. Yang juga sangat merisaukan adalah hilangnya lapisan tanah bagian atas karena angin yang telah bercampur dengan asap-asap pabrik, asap kendaraan, dan erosi air yang juga telah bercampur dari pembuangan limbah dari pabrik. Hahaha… (ia tertawa terbahak-bahak) jangankan hutan, tumbuh-tumbuhan, hewan-hewan, bahkan kitapun bisa mampus! (tiba-tiba ia menjadi sedih) menghirup udara kini sama seperti merokok sepuluh batang sehari. Hal itu akan menyebabkan gangguan pernafasan, kanker paru-paru dan lain sebagainya. jelas-jelas itu bisa mengancam nyawa.
Para hadirin sekalian… seperti pembuka pembicaraan tadi, hampir diseluruh Negara tak henti-hentinya membicarakan tentang lingkungan hidup, karena kali ini lingkngan kita semakin hari semakin mendekati kehancuran. Bisa kita lihat disetiap Negara, kita akan lihat yang paling dekat, yaitu Indonesia. Pada tingkatan pusat, propinsi, kabupaten, kecamatan, lurah, desa, RT, RW, bahkan kita semua yang ada di sini telah sibuk membuat program untuk menyelamatkan palnet ini. Hal ini juga diikuti oleh setiap lapisan dan profesi, ilmuan setiap bidang… Pada kesempatan ini saya tidak menyampaikan satu persatu bidang ilmu apa.. maaf, karena terlalu banyak, kemudian agamawan. Juga saya tidak akan sebutkan satu persatu karena agamapun sudah semakin banyak, politikus, pejabat, pengusaha, dosen, guru-guru, mahasiswa, aktivis, LSM, kejaksaan, polisi, tentara, satpol PP, ansip, ..lalu petani, nelayan, buruh, pengamen, pedagang asongon, bahkan para senimanpun ikut-ikutan pula membicarakannya dan ingin menjadi pahlawan untuk menyelamatkan planet ini. Saya sangat bangga sekali.. sekali lagi saya mengatan, bahwa saya sangat bangga. Karena kalau kita tidak bersatu untuk menyelamatkannya, maka kitapun akan diseret oleh kehancuran.
ORANG 1:
“Maaf saudara-saudara.. saya minta waktunya sebentar! Kursi..!
AJUDAN:
“………………………”
ORANG 1:
DUDUK SAMBIL MEREGANGKAN BADAN “Pijit..!”
AJUDAN:
MULAI MEMEJIT KEPALA “…………………” KEMUDIAN BADAN “…………………” SAMPAI KE KAKI
ORANG 1:
“Cukup..!”
ORANG 1:
BERJALAN MENUJU MIMBAR Para hadirin.. mari kita lanjutkan kembali.. Indonesia saat ini tak pernah habis-habisnya ditimpa oleh berbagai macam bencana. Seharusnya semua ini tidaklah terjadi, kenapa tidak? Ya.. karena Indonesia merupakan kawasan hutan tropis ke 3 di Dunia yang menyumbangkan iklim Dunia. Namun yang terjadi adalah, kita masih memelihara orang-orang rakus dan kelaparan akan duit dan kekuasaan dan telah menghambakannya. Mereka telah merusak tanah, air dan hutan mencapai 60 persen, yang jelas-jelas itu adalah sumber kehidupan.
Saudara-saudara.. Seminggu yang lalu saya mendapat kabar, bahwa hutan di Sumatera yang meliputi sembilan provinsi mulai dari pesisir pantai barat Nanggroe Aceh Darussalam hingga Lampung diprediksi lima tahun mendatang terancam punah dan akan terjadi krisis pangan akibat tingginya laju deforestasi atau pengalihan fungsi hutan produksi ke lahan perkebunan. Prediksi ancaman kerusakan hutan Sumatera yang membentang pegunungan Bukit Barisan, karena tingkat kerusakannya rata-rata seluas 500.000 hektar per tahun. Perlu diketahui bahwa, hutan kritis di Sumbar kini semakin meluas dengan maraknya penebangan liar yang mengakibatkan kerusakan mencapai 60 persen dari luas area yang ada, dan hal tersebut dapat menyebabkan bencana banjir dan tanah longsor di provinsi tetangga Sumbar diantaranya Jambi dan Riau. Padahal untuk wilayah Sumatera hutan di Sumbar merupakan daerah penyangga bagi daerah lain, sehingga jika kawasan tersebut rusak akan berdampak terjadinya bencana di daerah lain. Karena Sebagian besar sungai-sungai di provinsi tetangga seperti Jambi dan Riau bermuara di Sumbar, seperti sungai Batang Hari di Jambi, maka dari itu jika hutan di Sumbar rusak maka tidak akan ada lagi penyangga untuk daerah lain.
Saudara-daudaraku.. apakah kita akan membiarkan kehancuran yang membuat semua ini menuju kepunahan? Jawabnya tentulah tidak! Jika tidak, marilah kita semua yang ada di sini berjanji dan marilah kita fungsikan hati nurani kita yang sudah kehilangan fungsi. Untuk menyelamatkan bumi. Sekarang saya minta semua yang ada di sini untuk berdiri, BERDIRI DUA ORANG UNTUK MENGAJAK YANG LAINNYA BERDIRI. Coba pegang tangan yang ada disebelah anda, pejamkan mata, mari kita sama-sama berjanji, nanti semuanya ikuti apa yang saya ucapkan. Baiklah.. mari kita mulai. “Kami berjanji akan menyelamatkan bumi” SEMUA MENGIKUTI. Baiklah.. silahkan duduk kembali. Janji yang tadi adalah janji yang harus kita patuhi, karena kita berjanji menggunakan hati nurani. Yang harus kita lakukan terus menerus adalah.. TIBA-TIBA TERDENGAR BUNYI DERING HP)maaf saudara-saudara.. AJUDAN MENGAMBIL HP LALU MEMBERIKANNYA KE ORANG 1 halo.. ya.. ya.. baik.. baik.. saya akan kesana.. TIBA-TIBA ORANG 1 MENINGGALKAN MIMBAR SAMBIL TERUS MEMINTA MAAF KEPADA PENONTON. DIIKUTI OLEH AJUDAN MEMBAWA MIMBAR DAN KURSI, LALU AJUDAN TERJATUH. maaf.. maaf.. maaf.. maaf saudara-saudara.. SAMPAI MENGHILANG.
V
MC MASUK SAMBIL TERTAWA GELI MELIHAT TINGKAH AJUDAN.
MC:
“maaf.. kalau saya membuat saudara-saudara terpaksa menunggu lama untuk memyaksikan pertunjukan malam ini, terimakasih atas kesabarannya.. tapi, kita tidak boleh tidak untuk tidak mendengarkan beliau.. karena segala ucapannya sangat mengandung kebenaran. Jadi.. tidak ada salahnya kita untuk mendengar segala nasehat beliau. Baiklah.. sekarang mari kembali sama-sama kita saksikan drama WARNING ini, Selamat menyaksikan..” MENGAJAK PENONTON UNTUK BERTEPUK TANGAN.
VI
KALI INI SCREEN MEMPERLIHATKAN ORANG SATU BERDIRI DIATAS BUKIT YANG TENGAH BERBICARA LEWAT HP, SAMBIL MENUNJUK-NUNJUK HUTAN, DAN PEBUKITAN. NAMUN APA YANG DIBICARAKANNYA TIDAK BEGITU JELAS. LALU TERLIHAT PENEBANGAN HUTAN, PEMBAKARAN, ORANG-ORANG MANGANGKUT POHON-POHON KE ATAS MOBIL BESAR. KAYU ITU DIBAWA DAN SAMPAI KE PABRIK-PABRIK. TERLIHAT ASAP PABRIK, SUNGAI KOTOR AKIBAT LIMBAH PABRIK. MOBIL LALU LALANG DI PUSAT KOTA, TAMPAK DI SITU ANAK-ANAK GELANDANGAN, PENGEMIS, PEDAGANG ASONGAN, PENGAMEN, PEMULUNG, LALU SAMPAI DI PEMBUANGAN SAMPAH. TIBA-TIBA LANGIT GELAP, PETIR MENGGELEGAR, TURUN HUJAN LEBAT. MULAI TERLIHAT BENCANA BANJIR, TANAH LONGSOR, BUNYI KERAS AKIBAT GEMPA. TAMPAK KESENGSARAAN DAN KEMISKINAN, SEMUA MENJADI KERING DAN TANDUS.
VII
TIBA-TIBA PANGGUNG TERLIHAT LAMPU YANG BERKEDAP-KEDIP KENCANG, BERSAMAAN DENGAN BUNYI ANGIN KENCANG, PETIR MENGGELAGAR, KEMUDIAN BUNYI-BUNYI FADE OUT. TERLIHAT ORANG DUA BERGERAK DIATAS TEMPAT EKSEKUSI, LALU IA TERJATUH DARI TEMPAT EKSEKUSI DAN TERDIAM LEMAS.
VIII
ORANG SATU MASUK TERGOPOH-GOPOH NAMUN SUDAH TIDAK MENGENAKAN PAKAIAN, HANYA MENGENAKAN PAKAIAN DALAM DENGAN MEMBAWA RANTING KERING SAMBIL MEMBELAI-BELAINYA DAN SESEKALI MEMEKANNYA. “daun.. daun.. daun.. daun..” MENGULANG-ULANGI KALIMAT ITU. LALU MULAI MENCARI-CARINYA DI UNGGUKAN TANAH DI SEKITARAN TEMPAT EKSEKUSI. TERUS MENCARINYA, PADA AKHIRNYA IA MENEMUKAN SATU TANAMAN KECIL YANG HANYA DUA HELAI DAUN. IA KEGIRANGAN TAK TERHINGGA, DAN MENGATAKAN “kita masih hidup.. kita masih hidup.. kita masih hidup.. kita masih hidup..” SEMAKIN LAMA SEMAKIN KERAS. LALU ORANG DUA TERBANGUN PERLAHAN-LAHAN DAN NAIK KEATAS TUBUH SESEORANG. KEMUDIAN MASUK AJUDAN JUGA MENGENAKAN PAKAIAN DALAM DENGAN MEMBAWA RANTING YANG BERDAUN, BERSAMAAN DENGAN SCREEN YANG MEMPERLIHATKAN ORANG-ORANG TERKAPAR MENGGELEPAR. AJUDAN TERUS MENGELILINGI ORANG 1 DAN ORANG 2. AJUDAN TERTAWA-TAWA, LALU MENAGIS KERAS LAMPU FADE OUT.

SELESAI

. Pidato yang dibacakan oleh orang satu, sebahagian diambil dari buku Lester R. Brown, Cristoper Lavin, dan Sandra Postel. Diterjemahkan oleh Hermoyo. Pengantar mochtar Lubis. “MENYELAMATKAN PLANET BUMI (Bagaimana Membentuk Sebuah Ekonomi Global yang Berkelanjutan dari Segi Lingkungan Hidup)”. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta, 1999. Ditambah dengan Artikel WALHI SUMBAR.
. Naskah ini ditulis oleh Husin untuk memenuhi undangan pada pertemuan Jaringan Teater Sumatera di Lampung, pada tanggal 25-30 Mei 2009.
Lorong, 19 April 2009

Kenyamanan Perang

Aku berlindung diatas atap rumah, sambil terus mendengarkan sura besi menggilas jalan aspal
Aku mendengar dan merasakan para tentara mencari anak laki-laki
Para ibu menangis meneriaki tentara yang membawa paksa anak-anak mereka
Bajingan, para tentara bekerja untuk melindungi Negara dan rakyatnya, bukan memerangi
Ibuku dan ibu yang lainnya sambil terus menangis

Dikejahuan dan diseberang jalan sana, aku melihat tank-tank berbaris memasuki jalan raya
Laras canonnya yang panjang menunjuk ke depan, tepat kearahku
Gerombolan tentara semakin ramai turun dari truk-truk dan pesawat hercules, mereka bergerak dengan cepat
Moncong canon semakin dekan denganku
Aku dapat melihat paling tidak ada puluhan tank, aku tetap bersembunyi
Dari kejahuan suara ledakan sudah mulai terdengar, kemudian terdengar jeritan kesakitan
Berhentilah… berhentilah… sudah banyak nyawa terbuang dengan sia-sia…

Aku merasakan getaran bumi
Dijalan aku mulai melambaikan kedua tangan
Orang-orang terus menjerit
Aku mersakan getaran, kemarahan yang mendidih, kemurkaan yang hebat
Aku tetap berdiri dan tak berbuat apa-apa apa yang aku perbuat..!
Aku ingin mereka membunuhku seperti mereka juga membunuh yang lainnya, tanpa alasan, tanpa perasaan.

Kini aku berlari mengejar tank-tank yang terus menggilas bangkai-bangkai yang semakin berserakan
Posisiku kini berada tepat didepan moncong laras canon tank-tank sepuluh kali lipat lebih besar dari rumahku

Kini aku merasakan kenyamanan yang belum pernah aku rasakan, setelah terdengar ledakan yang sangat dahsyat

Lorong, November 2007

Selasa, 12 Mei 2009

Apakah Benar Alamiah

Persoalan perang dan memerangi
Akan kita temui disetiap sudut lubang dan lorong kekuasaan

Manusia telah diciptakan
Untuk berperang dan saling memerangi

Perang adalah anugerah tuhan yang alamiah
Harus terus kita pelihara sampai keakar-akarnya

Kita ingin menindas atau ditindas
Ingin berkuasa atau dikuasai

Hanya peranglah jawabnya
Tanpa ada perdamaian
Karena perang akan terus hadir
Bagaikan sisipus

Tembak..
Tembak..
Tembak..!

Bakar..
Bakar..
Bakar..!

Bantai..
Bantai..
Bantai..!

Bunuh..
Bunuh..
Bunuh..!

Itulah kalimat yang selalu kita dengar
Dari mulut orang-orang yang telah terbakar oleh api kemarahan

Semakin banyak korban berjatuhan
Maka api itu akan terus berkobar dan makin membesar
Tak akan bisa dipadamkan

Api itu telah dibakar oleh orang-orang yang memilki kepentingan dengan cara mengatasnamakan

Agama.. agama..!
Pendidikan.. pendidikan..!
Kesejahteraan.. kesejahteraan..!
Demokrasi.. demokrasi..!

Mereka akan membenarkan kebenaran sendiri yang dibenar-benarkan sampai mendapatkan suatu kebenaran

Bala tentara bagaikan anjing penjaga telah dipersiapkan tuk maju kedepan

Jargon perang telah disusun dan disuntikkan
Agar mereka tak kenal belas kasihan
Agar mereka siap gugur demi cita-cita yang telah dibenarkan
Karena perang adalah suatu permainan sandiwara yang akan dilakoni sebaik mungkin oleh bala tentara

Maka akan terlihat dan terdengar oleh kita
Perang antar etnis
Perang antar warga
Perang antar agama
Perang antar partai
Menjadi hal yang lazim dan lumrah
Sehingga kita tak bisa berbuat apa-apa
Karena manusia memiliki naluri kebinatangan

Anjing..!

Lorong, November 2007